Bill Gates jadi pemilik lahan pertanian terbesar di Amerika Serikat, aku beneran mikir, “Orang sekaya dia kok mau ribet ngurusin sawah?” Tapi makin banyak baca, makin jelas ini bukan keputusan iseng. Ini langkah strategis.
Sebagai orang yang udah puluhan tahun berkutat di bidang teknologi, Bill Gates justru lihat masa depan ada di hal yang paling mendasar: pangan.
Dari Teknologi ke Pertanian? Bukan Langkah Mundur
Awalnya, aku kira ini kayak orang pensiun yang pengin hidup lebih tenang. Tapi setelah tahu bahwa dia menguasai lebih dari 110.000 hektar lahan pertanian di berbagai negara bagian Amerika, langsung kelihatan bahwa ini bukan iseng-iseng.
Gates bukan cuma beli lahan dia juga investasi di pertanian berkelanjutan, riset benih tahan iklim, dan teknologi irigasi presisi.
Kenapa Bill Gates Jatuh Hati ke Pertanian?
Gates sadar bahwa teknologi secanggih apapun nggak akan ada gunanya kalau manusia kelaparan. Makanya dia dorong pengembangan benih jagung dan padi tahan kering di Afrika, lewat yayasan Bill & Melinda Gates Foundation.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Strategi Bill Gates
Sebagai orang biasa, jelas kita nggak bisa tiba-tiba beli ribuan hektar lahan. Tapi kalau ditarik ke skala kecil, ada banyak pelajaran yang bisa diambil.
Gates pakai teknologi bukan buat ganti petani, tapi buat bantu petani kerja lebih efisien. Di Indonesia, udah banyak contoh petani yang pakai aplikasi cuaca, alat tanam modern, sampai drone pertanian. Kita juga bisa mulai adaptasi pelan-pelan.
Indonesia Bisa Belajar Banyak
Negara kita punya semua: tanah subur, sinar matahari sepanjang tahun, dan tenaga kerja yang tangguh. Tapi kadang kita lupa betapa berharganya aset itu.
Kalau orang seperti Bill Gates aja begitu semangat masuk pertanian, kenapa kita malah nyari peluang jauh-jauh? Kadang emas itu justru ada di halaman sendiri.
Aku pernah lihat sendiri perubahan hidup seorang petani jagung di Dompu dulu cuma tanam manual, sekarang pakai traktor dan sistem tumpang sari. Hasil panennya naik, dan anaknya bisa sekolah sampai kuliah. Bukan mimpi, tapi nyata.
Leave a Reply